Entah mulai dan dari kapan semua terasa sakit untuk dirasa, setiap kali cermin dilihat selalu ada rasa mengeluh yang tersirat, dalam fikiran terbayang "mengapa aku tak secantik mereka".
Awal yang seharusnya menjadi momen dimana kita berkenalan, namun berbeda dengan ku yang enggan karna takut akan penilaian orang tentang diriku terutama perihal fisik yang acap kali sering menjadi pembicaraan yang sensitif.
Kala itu aku sedang memasuki area Masjid dekat sekolah, tiba tiba aku mengenali teman Tk ku dulu, wah kebetulan sekali bukan? Akhirnya aku memutuskan untuk menyapa nya duluan dengan ke percayaan diriku langsung memanggil namanya " Syani" ucapku sambil menepuk pundaknya, " eh iya?" Jawabnya dengan tetlihat kebungungan " masih kenal ? Aku Zahra teman TK mu dulu " jawabku menyakinkan.
"Bentar, belum ingat" katanya sambil melihat ku dengan rautan wajah yang sedikit heran. Terbesit dalam otaku apakah aku setidak dikenali itu?
"Ohh Zahra, iya ingat aduh maaf ya soalnya beda banget sekrang ya" jawab nya dengan terus menatap wajah ku yang mungkin 'berbeda'
"Engga apa-apa" jawab ku singkat. Akupun melaksanakan Sholat dzhuhur berjama'ah, setelah selesai sholat semua orang menatap wajahku, ada apa ini? Sungguh aku mulai tak percaya diri kembali, dan aku memutuskan untuk masuk dalam aula sekolah, padahal hari ini hari pertama masa orientasi sekolah, wajarkan jika aku tak banyak mengenali orang?. Akupun menduduki bangku ku sambil menyantap konsumsi yang telah disediakan, aku tak sengaja mendengar perkataan 2 wanita yang cantik namun mereka pun masih juga belum percaya diri, bagaimana dengan ku?
" ihh liat deh jerawat nya tumbuh satu di sini" katanya dengan suara keluhan nya, ingin ku berkata bagaimana dengan ku? Bukan satu ataupun dua tetapi banyak, terbayangkan bagaimana jika dirinya memiliki wajah yang sama sepertiku apakah keluhannya akan panjang seperti rel kereta api? Aku hanya bisa bersabar, namun sulit untuk mengikhlaskan, mengapa mindset ku beranggapan bahwa semua orang yang paling awal akan dinilai adalah perihal fisik? Sudahlah aku yakin bahwa Allah sedang merencanakan hal hal baik untuk kedepannya, semangat untuk diriku
***
Penulis: Nazwa Amelia Zahra (Santri kelas XI IIK MA Alhuda 70 Pameungpeuk)