Bukankah poros kehidupan berputar,? Matahari yang tenggelam, lalu menyapa malam. Rembulan datang, dan menyinari malam yang kelam. Tak lupa, irama jangkrik yang menemani syahdu nya malam.
Waktu tidak akan terus berdiam diri di tempat, hal yang mustahil. Bahkan waktu sangatlah cepat berlalu, jahat sekali. Waktu sudah menyita banyak hal, bahkan sudah melahirkan jutaan kenangan. Entah itu perihal kehilangan, di pecundangi semesta, di tidak adili kehidupan, lalu di hianati manusia. Dan banyak lagi hal lainnya.
Semesta ini di penuhi manusia yang tidak memanusiakan manusia, kejamnya kehidupan di luar menjadikan banyak orang untuk berkompetisi, bahkan menjelmakan manusia manusia yang berambisi.
Menglalkan segala cara agar tujuannya tercapai. Melupakan dirinya sebagai hamba tuhan, dan ingkar dengan dosa dosanya. Seakan akan kehidupan di dunia lebih menarik, di banding kan dengan syurga yang telah tuhan janjikan.
Heyy, ingat dunia hanya persinggahan sementara untuk manusia, bukan hal yang kekal. Kehidupan bukanlah ajang kompetisi, pencapaian orang lain bukanlah tolak ukur keberhasilan, dan kesuksesan bukanlah ajang sebuah pertandingan.
Setiap manusia mempunya kekurangan dan kelebihannya masing masing, banyak dan bahkan mungkin hampir setiap manusia mengeluh, dan Iri pada kehidupan orang lain. Ingin bahagia tapi tidak mau mengambil resiko,? Bahagia juga punya resiko. Asap saja tidak akan hadir jika tidak ada api, begitu juga bahagia, bahagia tidak akan tercipta jika hanya berdiam diri.
Berambisi boleh, semangat yang menggebu tidak ada yang melarang, berusaha untuk melakukan pencapaian hal, sangat sangat luar biasa. Tapi jangan lupakan, bahwa diri bukanlah robot, raga juga perlu istirahat. Jangan jadi munafik, ketika raga lelah, fikiran perlu rehat sejenak, tapi semua itu terbunuh oleh ambisi.
Perihal kegagalan, tidak selamanya menjadi hal yang menyedihkan. Bukankah ketika gagal, banyak hal baru yg bisa di pelajari,? Jangan terlalu lama terpuruk ketika gagal, berbahagialah, karena apa,? Karena kegagalan bukanlah akhir dari segalanya.
Sesekali beri apresiasi bagi diri sendiri, sudahkah mengargai, dan mencintai diri sendiri.? Kalau belum, coba belajar untuk mencintai dan menghargai diri sendiri. Ibaratnya gini gimana mau ngasih uang, kalau diri sendiri aja gak punya, mau bahagian orang lain,tapi diri sendiri masih sulit buat bahagia. Mau mencintai orang lain, tapi mencintai diri sendiri aja masih susah. Mau mengahargai orang lain, tapi menghargai diri sendiri aja masih payah. Maka dari itu belajar untuk menghargai dan mencintai diri sendiri.
Sesekali diri sendiri juga perlu di apresiasi, ucapkan terimaksih teruntuk diri, karena sudah bertahan sejauh ini,meskipun selalu di pecundangi kehidupan, di patahkan oleh harapan, di tampar keras oleh kenyataan dan di olok olok oleh semesta.
Tidak apa apa, tetap tenang dan damai, semuanya ada waktunya, takdir tuhan tidak akan pernah tertukar, percaya dan yakin bahwa semua akan indah pada waktunya.
***
Penulis: Sall